Tengkar melulu

Kenapa selalu pertengkaran, kenapa harus ada kata pisah, udah, dan putus. Siapa juga yang menciptakan 3 kata tersebut. Kenapa apa-apa harus diselesaikan dengan pertengkaran, ego masing-masing sudah sebesar cartenz, ditambah ego berdua jadi seluas laut nil. Oke, mungkin imi hiperbola. Yang selalu menjadi pertanyaan, kenapa setiap hubungan selalu ada pertengkaran, selisih paham, salah paham, dan lainnya yang membuat pertengkaran itu ada?

Sesulit itu kah bagi seorang pria untuk lebih peka? Terutama dalam penggunaan bahasa. Apa memang secara pribadi harus mendapatkan pasangan yang selalu seperti ini? tata bahasa yang amburadul, tidak peka, dan tidak romantis. Hmm, masih sering bercermin sampai detik ini dan membatin tentunya.

Apa iya semua pasangan yang dirasa sudah layak selalu memiliki 3 kepribadian tersebut? Terus? Nantinya? Setelah 3 kepribadian itu lebih baik mereka menghilang? Enggak ngerti kenapa harus ada di situasi seperti ini. Enggak ngerti juga kenapa harus mengalami?

Kenapa juga harus disangkutpautin sama masa lalu terus? Salahmu, ben! Nyiksa diri, sakit hati berkepanjangan :(
Masa laluku enggak pernah mengusik masa depanku tapinya :( terus kenapa masa lalunya ngusik masa depannya? Kayak spion kendaraan yang mana harus menengok terus ke belakang.

Benar adanya kami saling sayang tapi ego kami melumpuhkan kasih sayang itu :( sampai enggak tersisa sedikitpun. Sekalinya tersisa hanya sebuah penyesalan dan maaf.

Maaf, kenapa juga harus dikeluarkan setelah berdebat panjang kali lebar? Kenapa enggak di awal kalimat mengucap maaf dan berusaha lebih santai. Enggak paham lagi apa yang sedang terjadi oleh kami. Bikin pusing, bikin vertigo kambuh, bikin pernapasan susah bernapas.

Share:

0 komentar